Saat ini, makanan laut, seperti ikan mentah sedang dihindari banyak orang. Kandungan merkuri yang cukup tinggi pada beberapa jenis makanan laut (seafood) adalah salah satu penyebabnya. Metil merkuri merupakan wujud toksik dari logam merkuri, yang apabila terakumulasi dalam tubuh dapat mengganggu kerja sistem saraf manusia (neurotoksin). Pencemaran merkuri pada seafood merupakan hal yang berbahaya karena tidak kasat mata, sehingga sulit untuk dihindari.
Merkuri banyak ditemukan pada ikan tuna.
Sumber: articles.mercola.com
Pencemaran merkuri sebagian besar berasal dari limbah industri. Limbah yang dibuang ke sungai akan bermuara ke laut dan berpotensi untuk dikonsumsi oleh hewan laut, seperti ikan, udang, dan kerang. Hal ini menyebabkan akumulasi senyawa merkuri pada seafood yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Sungai di kawasan industri yang tercemar logam berat, salah satunya merkuri.
Sumber: NaturalNews.
Berbagai metode telah dikembangkan untuk mengatasi masalah pencemaran merkuri, salah satunya dengan bioremediasi, yaitu upaya pengembalian kondisi lingkungan yang telah tercemar secara biologis atau dengan menggunakan makhluk hidup. Di antaranya, ada mikroorganisme yang berperan dalam memodifikasi senyawa polutan beracun menjadi bentuk lain yang tidak beracun bagi makhluk hidup dan lingkungan. Metode ini dapat menjadi solusi dalam penanggulangan limbah merkuri, seperti pada sungai di kawasan industri.
Pseudomonas putida strain KTTS adalah salah satu mikroorganisme yang dapat mengubah merkuri menjadi bentuk yang kurang toksik. Bakteri ini mampu memecah metil merkuri dan mengubah Hg2+ menjadi Hg0, yang bersifat lebih aman. Kemampuan ini disebabkan oleh adanya sekumpulan gen yang saling bekerja sama untuk mengubah merkuri. Kumpulan gen tersebut dikenal sebagai operon mer.
Bakteri yang memiliki operon mer dapat ditambahkan ke dalam sungai tercemar dengan pengaturan kondisi yang sesuai dengan kondisi hidupnya. Dengan mengatasi merkuri pada sungai kawasan industri, kadar merkuri berbahaya dari sungai yang mengalir ke laut dan terkonsumsi oleh hewan laut dan manusia pun dapat berkurang.
Pencemaran dan bioremediasi merkuri pada sungai kawasan industri.
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia terus membangun sektor industri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Limbah logam berat, khususnya merkuri dihasilkan dari berbagai industri, seperti industri kertas dan industri peralatan listrik.
Bioremediasi dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan ini. Jika dibandingkan dengan teknik lain dalam mengatasi masalah limbah, bioremediasi memiliki beberapa keunggulan, yaitu lebih aman, alami, dan terjangkau. Teknik ini dapat langsung dilakukan di lokasi pencemaran (in situ) dan menghasilkan senyawa yang lebih tidak berbahaya untuk lingkungan.
Meskipun demikian, teknik bioremediasi ini belum banyak dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bioremediasi.
Pengetahuan akan pentingnya bioremediasi serta penanaman kepedulian terhadap lingkungan pada masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan, terutama pada generasi anak muda. Mari mulai peduli terhadap lingkungan untuk masa depan yang lebih baik!
Artikel ini disusun oleh Evelyn, Erica Kosani, Stevany Tiurma Br Sormin, dan Monica sebagai tugas akhir mata kuliah Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Bioremediasi. Mereka adalah mahasiswi Program Studi Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.